Minggu, 15 Juli 2012

SELEKSI MASSA


Pertanian-Unej

METODE PEMULIAAN TANAMAN AUTOGAM UNTUK PERAKITAN VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN SELEKSI MASSA


Diajukan sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas
Pembiakan Tanaman 2





Disusun oleh :
Redy Praharyanto       (091510501044)
Dodik Surya P.           (091510501064)





JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2009/2010




BAB 1. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Tanaman menyerbuk sendiri yang disilangkan heterosigot makin kurang keragaman genetiknya terjadi penyerbukan sendiri terus menerus, perubahan susunan genetika pada masing–masing pasangan. Alel mengarah ke homosigositas, sehingga susunan genetik dalam tanaman semua / sebagian besar homosigot.
Banyak metode seleksi yang dapat diterapkan, penggunaan masing-masing ditentukan oleh berbagai hal, seperti moda reproduksi (klonal, berpenyerbukan sendiri, atau silang), heritabilitas sifat yang menjadi target pemuliaan, serta ketersediaan biaya dan fasilitas, serta jenis kultivar yang akan dibuat.
Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi individu (dalam pemuliaan hewan) adalah salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilih bahan tanam yang lebih baik pada generasi berikut. Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga merupakan yang paling sederhana dan banyak pemulia hanya mengandalkan nalurinya dalam menjalankan metode ini, meskipun dasar ilmiah untuk pelaksanaannya sudah tersedia.
Seleksi massa dapat diterapkan terhadap tanaman dengan semua moda reproduksi. Hasil persilangan tanaman berpenyerbukan sendiri yang tidak menunjukkan depresi silang-dalam seperti padi dan gandum dapat pula diseleksi secara curah (bulk). Teknik modifikasi seleksi galur murni yang sekarang banyak dipakai adalah keturunan biji tunggal (single seed descent, SSD) karena dapat menghemat tempat dan tenaga kerja.

1.2     Tujuan
Untuk mempelajari metode pemuliaan tanaman autogam dengan melakukan seleksi massa untuk perakitan varietas unggul baru.


BAB 2. PEMBAHASAN

Ciri khusus varietas tanaman menyerbuk sendiri yang dikembangkan melalui biji adalah susunan genetiknya homosigot, kecuali varietas hibrida. Untuk memperoleh tanaman homosigot dari hasil hibridisasi stau dari populasi heterogen , peranan seleksi amat penting artinya. Sasaran yang hendak dicapai adalah sifat unggul pada homosigot.
Tanaman menyerbuk sendiri yang disilangkan heterosigot makin kurang keragaman genetiknya terjadi penyerbukan sendiri terus menerus, perubahan susunan genetika pada masing–masing pasangan. Alel mengarah ke homosigositas, sehingga susunan genetik dalam tanaman semua / sebagian besar homosigot.
Pasangan gen homosigot akan tetap homosigot dengan adanya penyerbukan sendiri. Pasangan gen – gen heterosigot akan terjadi segresi apabila diserbuki sendiri dan menghasilkan genotipe homosigot dan heterosigot dengan perbandingan yang sama. Apabila terjadi penyerbukan sendiri secara terus menerus maka genotipe yang terbentuk adalah cenderung homosigot atau genotip homosigot makin lama makin besar proporsinya.
Misal :
Aa







 


25 % AA                                      50 % Aa                                25 % aa    S1






 


           25 % AA              12 ½ % AA       25 % Aa        12 ½ % aa       25 % aa     S2






 


37 ½ % AA         6 ¼ % AA        12 ½ % Aa      6 ¼ % aa       37 ½ % aa   S3






 


43,75 % AA       3,125 % AA     6 ¼ % Aa     3,125 % aa      43,75 % aa   S4






 


46.875 % AA     1,562 % AA    3,125 % Aa    1,562 % aa    46,875 % aa  S5
Sebaran homosigot dan heterosigot apabila satu tanaman yang heterosigot pada satu lokus diserbuki sendiri sampai 5 generasi ( S1 – S5 )
4 macam varietas meyerbuk sendiri :
1. Bersari bebas
Hasil seleksi massa, cirinya : Tidak selalu diketahui induk jantan dan betinanya. Jika ingin meningkatkan hasil harus tahu peranan gen aditif sehingga perlu tahu salah satu tetuanya.
2. Komposit
Populasi dasar merupakan : campuran varietas unggul, hibrida dan galur (untuk galur boleh ada boleh tidak) Setiap dicampur terjadi persilangan terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi massa.
3. Hibrida
Masalah : persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya. Benih yang dihasilkan sedikit, usaha – usaha persilangan galur dengan varietas.
4. Sintetis (Ideal Type)
Sama dengan campuran galur merupakan peluang dengan melakukan penyerbukan silang galur dicampur terjadi persilangan biji berubah seleksi massa varietas sintetis.
Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi individu (dalam pemuliaan hewan) adalah salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilih bahan tanam yang lebih baik pada generasi berikut. Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga merupakan yang paling sederhana dan banyak pemulia hanya mengandalkan nalurinya dalam menjalankan metode ini, meskipun dasar ilmiah untuk pelaksanaannya sudah tersedia. Seleksi masa dilakukan pada populasi yang di dalamnya sudah ada beberapa tanaman homosigot. Biasanya berupa kultivar  lokal. Seleksi dilakukan pada sekelompok tanaman yang mempunyai kesamaan dalam penampakkan. Penilaian berdasarkan fenotipe kemudian dicampur tanpa diadakan uji keturunan.
Pada prosedur seleksi massa, tanaman dipilih dan dipanen secara massa yang seragam untuk karakter-karakter kualitatif yang pewarisnya sederhana (simple genre), seperti warna atau pemaksaan yang perbedaan fenotifnya dapat dengan mudah dibedakan dan digunakan sebagai seleksi. Variasi genetik untuk sifat kuantitatif seperti hasil, ukuran atau kualitas, perbedaan fenotifiknya terlalu kecil untuk dapat dibedakan, dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Walaupun disebut seleksi massa namun penilaian tetap dilakukan terhadap individu tanaman dengan sifat yang diinginkan. Seleksi bisa dilakukan satu generasi atau beberapa generasi berurutan sehingga diperoleh suatu populasi yang sifatnya sesuai dengan yang diinginkan.

Seleksi massa  dapat dilakukan terhadap sifat-sifat yang ingin diperbaiki disebut seleksi massa langsung atau terhadap sifat-sifat yang secara genetik berhubungan (berkorelasi), disebut seleksi massa tidak langsung. Misalnya hasil biji berkorelasi positif dengan tinggi tanaman. Dengan diseleksi tinggi tanaman yang tinggi akan diperoleh hasil biji yang tinggi, dengan demikian ini mengambil keuntungan dari heritabilitas yang tinggi untuk karakter tinggi tanaman misalnya. Seleksi massa efektif dalam populasi bulk yang heterogisot dari spesies tanaman menyerbuk sendiri, merupakan metode yang cepat dan murah untuk meningkatkan frekuensi gen tertentu. 
Dalam praktek sehari-hari, pemulia mengamati penampilan fenotipe setiap individu dalam suatu populasi lalu memilih individu yang akan dipelihara keturunannya kelak. Praktek yang demikian juga disebut seleksi massa positif. Seleksi massa negatif (disebut juga roguing) juga dapat dilakukan, terutama untuk memelihara kemurnian sifat suatu populasi: individu-individu yang menyimpang dari penampilan normal dibuang.
Kalangan pemuliaan tanaman menamakan seleksi massa karena biasanya cara seleksi ini dilakukan terhadap ukuran populasi yang besar dalam pertanaman di ladang. Pemuliaan hewan mengistilahkan sebagai seleksi individu karena seleksi didasarkan atas dasar penampilan individu, bukan kerabat dari individu tersebut.
Kemajuan seleksi dalam seleksi massa adalah yang terbesar dari semua metode seleksi yang ada, namun harus memperhatikan beberapa hal. Latar belakang lingkungan harus dipertimbangkan dalam melakukan seleksi massa karena seleksi didasarkan dengan fenotipe. Masalah lainnya adalah apabila suatu sifat tidak dapat diamati langsung pada suatu individu, seperti produksi susu per hari dari sapi pejantan. Untuk mengatasinya, metode seleksi berbasis kerabat perlu dilakukan. Penggunaan seleksi dengan penanda (marker-assisted selection) berpotensi menghilangkan masalah-masalah ini.
Penggunaan penanda genetik sangat membantu dalam mempercepat proses seleksi. Apabila dalam pemuliaan konvensional seleksi dilakukan berdasarkan pengamatan langsung terhadap sifat yang diamati, aplikasi pemuliaan tanaman dengan penanda (genetik) dilakukan dengan melihat hubungan antara alel penanda dan sifat yang diamati. Agar supaya teknik ini dapat dilakukan, hubungan antara alel/genotipe penanda dengan sifat yang diamati harus ditegakkan terlebih dahulu.
Tujuan dari seleksi massa adalah memperbaiki populasi secara umum dengan memilih dan mencampur genotipe – genotipe superior.


Kelemahan :
1. Tanaman yang dipilih mungkin tidak homosigot dan akan segregrasi pada generasi berikutnya.
2. Hanya berguna untuk sifat – sifat dengan hertabilitas tinggi. Umumnya tidak efisien apabila “ ALELE “ yang akan dihilangkan frekuensinya rendah.
3. Lebih efektif untuk sifat – sifat yang terlihat sebelum pembuangan dari sifat – sifat yang terlihat setelah pembuangan.
Contoh tanaman kedelai, gandum, tembakau telah berhasil dengan menggunakan seleksi massa.
Kebaikan Seleksi Massa :
1.      Sederhana, mudah pelaksanaannya dan cepat untuk memperbaiki mutu tanaman, oleh karena : tanpa ada pengujian untuk generasi berikutnya, tanpa ada pengawasan persilangan untuk produksi keturunan selanjutnya, lebih bersifat ART dari pada SCIENC.
2.      Merupakan cara untuk memperbaiki mutu varietas lokal dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan petani dan merupakan langkah pertama dalam memperbaiki mutu tanaman.
Seleksi massa sering digunakan untuk memurnikan suatu varietas campuran. Seleksi massa dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Seleksi Massa Positip
2. Seleksi Massa Negatip

1) Seleksi Massa Positif
·         Seleksi massa positif dalam kegiatannya menggunakan populasi tanaman yang hanya dipilih dari individu - individu tanaman yang sesuai dengan yang dikehendaki.
·         Pada waktu panen dilakukan pemilihan lagi, kemudian yang terpilih dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanam musim berikutnya. Sedangkan tanaman yang tidak terpilih dapat dipanen untuk konsumsi.
·         Proses pemilihan tanaman seperti di atas diulang kembali pada beberapa generasi penanaman sampai tujuan yang diinginkan tercapai.
·         Pada umumnya seleksi massa positif memerlukan perlakuan lebih berat dibandingkan dengan seleksi negatif. Hal ini disebabkan seleksi massa positip memilih individu tanaman yang menonjol sehingga jumlah tanaman yang terpilih lebih sedikit serta populasi yang dihasilkan dapat berbeda dengan populasi awal.
2) Seleksi Massa Negatif
·         Pada kegiatan seleksi massa negatif menggunakan populasi tanaman yang hanya dipilih individu - individu tanaman yang sesuai dengan yang dikehendaki dan menyingkirkan tanaman yang menyimpang dari sifat – sifat yang dikehendaki. Sedang tanaman yang tersisa dipanen bersama dan dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanaman musim berikutnya.
·         Proses pemilihan ini diulang – ulang kembali pada beberapa generasi penanaman sampai tujuan yang diinginkan tercapai sama seperti seleksi massa positif.
·         Seleksi massa negatif banyak dilakukan untuk memurnikan varietas unggul yang telah beredar di masyarakat atau dalam rangka memproduksi benih untuk menjamin kemurnian genetiknya.
·         Populasi yang akan diperbaiki ditanam pada areal yang terpisah dengan tanaman sejenis lainnya ( diadakan isolasi tempat). Bila hal ini sulit dilakukan dapat dibuat isolasi waktu untuk menjaga agar terhindar dari terjadinya persilangan yang tidak diinginkan.
·         Tanaman yang terpilih secara individual dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanam . Pelaksanaan seleksi ini menggunakan suatu populasi yang ditanam pada suatu areal yang cukup luas
Apabila Seleksi Massa digunakan sebagai metode seleksi untuk tanaman penyerbuk sendiri maka mempunyai kelemahan antara lain :
1. Tidak memungkin dapat mengetahui apakah tanaman yang dikelompokkan homosigot / heterosigot untuk suatu karakter dominan tertentu, jadi seleksi fenotipe harus dilanjutkan untuk generasi berikut.
2. Lingkungan luar mempengaruhi penampilan tanaman sehingga sulit untuk mengetahui apakah tanaman yang superior menurut fenotipenya disebabkan faktor genetik atau lingkungan.
Perbedaan antara seleksi massa dengan seleksi lini murni
No
Seleksi massa
Seleksi lini murni
1
Sudah sangat tua
belum begitu tua
2
Selalu dipraktekan oleh petani walaupun tak disadarinya
Tak pernah dilakukan oleh petani pada tanaman mereka
3
Biasa dilakukan pada tanaman allogam
Dilakukan pada tanaman autogam
4
Jumlah tanaman yang terpilih banyak
Jumlah tanaman yang terpilih sedikit
5
Tanaman yang terpilih mempunyai adaptasi yang luas
Tanaman yang terpilih mempunyai adaptasi tidak begitu luas dan hanya dapat beradaptasi pada kondisi/tanaman tertentu saja.
6
Mudah dilakukan dan amat sederhana
Sulit dilakukan karena butuh ketrampilan khusus
7
Tidak perlu tenaga, biaya, dan waktu yang banyak
Butuh tenaga, biaya dan waktu yang banyak
8
Hasil yang diperoleh heterozigot atau tidak uniform
Hasil yang diperoleh homozigot atau uniform
9
Tidak dilakukan pengujian keturunan
Perlu dilakukan pengujian keturunan dan masing-masing perbedaan kenampakan secara individu diuji kemurniannya
10
Tidak perlu adanya control persilangan
Persarian selalu diawasi
11
Pemilihan hasil panen tercampur
Pemilihan hasil panen terpisah

Contoh tahapan pemuliaan untuk mangga
1.      Koleksi batang atas dan buah mangga
Batang atas dan buah mangga akan dikumpulkan dari berbagai lokasi, informasi yang penting tentang pohon dan lokasi, akan dicatat. Sumber batang atas adalah tanaman yang menghasilkan buah besar yang berbiji tipis. Pucuk dewasa dengan tunas pucuk yang berkembang dengan baik yang akan diambil. Batang atas dibungkus dalam kertas yang lembab atau sphagnum dan disimpan dalam polybag pada tempat sejuk yang ternaungi.
2.      Penyambungan
Batang atas akan disambung pada bibit mangga yang berumur 6-10 bulan dengan system cleft.
3.      Bibit yang telah disambung dipindahkan ke lapang pada umur 6-8 bulan setelah penyambungan. Dalam satu plot baris terdapat 5 tanaman. Jarak antar tanaman 8 x 8 m.
4.      a. tanaman akan dievaluasi berdasarkan :
-          pertumbuhan
-          perilaku pembungaan
-          perilaku pembuahan
-          waktu berbunga
-          waktu kematangan buah
-          ukuran buah
b. buah akan dievaluasi terhadap kualitas konsumsi, karakter visual buah seperti bentuk buah, ukuran, warna, dan sebagainya. kualitas simpan yang baik juga akan diperhatikan.
5.  Setelah tanaman yang terbaik diidentifikasi, klon akan diperbanyak secara hati-hati dengan metode konvensional atau teknik kultur jaringan.

Berikut skema atau tahapan seleksi massa untuk mangga


 


 

BAB 3. KESIMPULAN

1.    Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi individu (dalam pemuliaan hewan) adalah salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilih bahan tanam yang lebih baik pada generasi berikut.
2.    Seleksi massa dapat memperbaiki populasi secara umum dengan memilih dan mencampur genotipe – genotipe superior.
3.    Dalam pelaksanaannya selekesi massa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan seleksi massa positif dan seleksi massa negative.
4.    Seleksi massa mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaannya.
5.    Seleksi massa yang dilakukan terhadap sifat-sifat yang ingin diperbaiki disebut seleksi massa langsung, sedangkan terhadap sifat-sifat yang secara genetik berhubungan (berkorelasi), disebut seleksi massa tidak langsung.












DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
Dahlan, M.M. 1994. Pemuliaan Tanaman. Diktat Bahan Kuliah Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Putra Bangsa. Surabaya.

2 komentar: